BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR
BELAKANG MASALAH
Latar belakang pemilihan judul Auto Fan
dikarenakan sesuai dengan teori praktikum yang telah kami pelajari selama ini
yaitu tentang Operational Amplifier. Oerational Amplifier atau op-amp merupakan
solid state atau integrasi sirkuit yang mampu mengindra dan memperkuat sinyal
masukan dan pengeluaran AC maupun DC. Hingga kini, op-amp yang dirakit dari
komponen-komponen diskrit dan dikemas dalam rangkaian tersegel masih dirasakan
cukup mahal. Namun kini dengan teknologi rangkaian terpadu (IC) yang telah
ditingkatkan, op-amp dalam bentuk kemasan IC menjadi jauh lebih murah dan amat
luas pemakaiannya. Auto fan dibuat
karena meningkatnya suhu atau tekanan udara di dalam bumi yang kita
tempati ini. Dan karena suhu atau tekanan udara berbeda - beda antara satu
ruangan yang satu dengan yang lain mungkin dengan alat ini kita dapat
menanggulanginya. Karena alat yang kami buat ini bekerja berdasarkan sensitifan
dari sebuah sensor ( dalam percobaan kami menggunakan sensor jenis LM 335 )
dimana sensor ini akan -memutarkan sebuah kipas secara otomatis pada suatu suhu
tertentu. Seiring dengan perkembangan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan
maka terciptalah kipas. Kipas angin tersebut adalah kipas yang sering kita
pergunakan hingga kini. Dimana cara bekerjanya yaitu dengan cara mengalirkan
arus listrik dimana arus listrik ini akan memutarkan dynamo motor yang berada
di dalam kipas tersebut dimana dynamo tersebut berhubungan dengan baling -
baling sehingga baling - baling dapat memutar. Tetapi ternyata ilmu pengetahuan
tidak hanya sampai pada kipas angin itu saja. Dan tidak sampai disitu saja maka
terciptalah alat yang lebih canggih yang disebut sebagai AC. AC ini adalah alat
pendingin ruangan fungsinya hampir sama dengan kipas anginnya, hanya dalam alat
ini tidak mengalirkan atau memberikan angin yang dapat bertiup kencang tetapi
AC ini bekerja dengan cara menyedot udara sekitar yang bersuhu tinggi dan
mengubahnya dengan udara yang bersuhu rendah. Dan alat ini menggunakan sensor dalam
pengerjaannya.
Dan dari pemikiran tersebut tercipta sebuah
gagasan untuk membuat alat yang bermama Auto Fan With LM 335. Karena alat ini
akan memutarkan baling - baling dimana baling - baling tersebut akan berputar
apabila sensor LM 335 bersuhu tinggi, mungkin dapat dikatakan cara kerja alat
yang dibuat ini hampir sama dengan cara kerja AC. Hanya saja alat penunjangnya
atau komponen penunjangnya dengan menggunakan baling - baling atau kipas dimana
kipas ini akan mengalirkan atau memberikan angin dan bukan merubah suhu udara
sekitar.
1.2. BATASAN
MASALAH
Alat yang kami buat dengan Hama Auto Fan With LM
335 ini memang mempunyai kelebihan dan kekurangannya yaitu :
1.3.9
Kelebihan
Kelebihan dari
Auto Fan ini adalah Alat ini dapat kita gunakan pada sebuah pendingin alat
elektronik, sehingga dapat membantu alat elektronik tersebut agar tidak cepat
atau gampang rusak. Karena alat ini bekerja berdasarkan sensor panas pada suhu
tertentu maka alat ini dapat membantu dalam mendinginkan alat tersebut apabila
terjadi pemanasan suhu yang disebabkan pemakaian yang berlebihan sehingga
membuat alat elektronik tersebut menjadi lebih dingin. Dengan alat ini mudah -
mudahan dapat membuat alat tersebut dapat bertahan jauh lebih lama.
1.3.9
Kekurangan
Kekurangn dari
Auto Fan ini adalah alat ini tidak dapat kita pergunakan untuk atau sebagai
pendingin suhu ruangan, dikarenakan komponen - komponen yang nilainya terbatas
dan kecilnya kipas tersebut. Karena alat ini memang kami buat bukan untuk
sebagai pendingin ruangan.
1.3. TUJUAN
PENULISAN
Makalah
yang berjudul Auto Fan with LM 335 ini disusun berdasarkan petunjuk atau
referensi dari Auto Fan yang telah kami buat. Kami membuat makalah ini dengan
tujuan dapat mempermudah dalam
pengopersasian alat kami tersebut. Selain itu kami juga menerangkan manfaat
dari Auto Fan with LM 335 yang kami buat. Di dalam makalah ini kami juga akan
menerangkan dari mulai cara pembuatan layout dari awal hingga dapat
dipergunakan. Di dalam makalah ini kami juga menerangkan komponen-komponen yang
kami gunakan dalam pembuatan Auto Fan.
Selain itu kami juga menerangkan latar belakang makalah ini. Dan kami juga
menerangkan cara kerja Auto Fan.
1.4. METODE
PENULISAN
Pertama - tama kami mengamati dan memahami
bagaimana cara kerja dan cara pembuatan Auto Fan with LM 335. setelah itu baru
kita mulai membuat rancangan layout hingga penyusunan rangkaian. Seterusnya
kami mengamati bagaimana hasil output dari alat kami dan apakah terdapat
kekurangannya atau tidak. Kedua kami mancari data - data dalam menyusun makalah
ini dari berbagai sumber. Mulai dari buku serta media informasi lainnya seperti
internet untuk mendapatkan materi yang dapat berhubungan dengan proyek
rangkaian yang kami buat yaitu Auto Fan with LM 335. Tidak hanya itu kami juga
meminta pendapat serta ide-ide dari orang-orang yang mengerti dan faham tentang
Auto Fan with LM 335.
1.5. SISTEMATIKA
PENULISAN
Bab I.
Pendahuluan
Pada bab pendahuluan akan diterangkan mulai dari
latar belakang pembuatan Auto Fan with LM 335, batasan - batasan masalahnya,
tujuan di buatnya makalaj ini, metode penulisan hingga sistematis perumusan
makalah tersebut.
Bab II.
Landasan Teori
Landasan teori ini berisi mengenai dasar-dasar
teori yang berhubungan dengan analisa dan pembuatan rangkain proyek.
Bab III.
Analisa Rangkaian
Pada bab ini menerangkan tentang analisa
rangkaian.
Bab IV.
Cara Pengoprasian Alat
Pada bab ini menerangkan tentang tata cara
penggunaan atau pengoperasian alat.
Bab V.
Penutup
Pada bab ini makalah berisi kesimpulan dari
seluruh penjelasan dan saran-saran pembuatan alat.
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam membuat rangkaian Auto Fan with LM 335 ini
kami menggunakan beberapa komponen pendukung agar alat yang kami buat dapat
berjalan dan menghasilkan output yang sesuai dan ada pun komponen-komponen yang
kami gunakan kami bagi berdasarkan fungsinya masing-masing selain itu kami juga
mengelompokan komponen-komponen tersebut kedalam komponen pasif dan komponen
aktif. Selain komponen aktif dan pasif disini kami juga menggunakan rangkaian
IC dengan tipe TL 082 dan tipe TL 072.
1.1. Komponen
Pasif
Komponen pasif adalah komponen elektronika yang
dalam pengoperasiannya tidak memerlukan sumber tegangan. Ada pun
komponen-komponen yang termasuk ke dalam komponen pasif diantaranya :
v
Resistor
v
Kapasitor
v
Dioda
v
Trafo
(Transformator)
v
Relay
1.2. Komponen
Aktif
Komponen aktif adalah komponen elektronika yang
dalam pengoperasiannya memerlukan sumber tegangan. Ada pun komponen-komponen
yang termasuk ke dalam komponen aktif diantranya :
v
Transistor
v
Thyristor
v
Tranducer
1.3. Komponen-komponen
yang terdapat pada Auto fan with LM335
Dalam hal ini komponen-komponen yang digunakan
dalam pembuatan Auto Fan with LM 335 ada bermacam-macam baik dari komponen
aktif maupun komponen pasif dan penjelasan dari fungsi masing-masing komponen
dapat adalah sebagai berikut :
1.3.1.
Resistor
Resistor
merupakan suatukomponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat arus.
Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Dari hukum Ohm
diketahui, resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya.
Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan
simbol W (Omega). Tipe resistor yang
umum adalah berbentuk tabung dengan dua kaki tembaga di kiri dan kanan. Pada
badannya terdapat lingkaran membentuk gelang kode warna untuk memudahkan
pemakai mengenali besar resistansi tanpa mengukur besarnya dengan Ohmmeter.
Kode warna tersebut adalah standar manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA
(Electronic In dustries Association) seperti yang ditunjukkan pada tabel
berikut.
Bahan pembentuk resistor dapat dibagi atas :
v
Tahanan kawat
v
Tahanan arang
v
Tahanan lapisan tipis (film) dari logam atau
arang
v
Tahanan dalam IC
Sifat dari resistor dapat berbeda-beda :
v
Untuk
membangkit panas (filament)
v
Untuk
memberikan selisih tegangan (pembagi potensial)
v
Sebagai
penghubung antara berbagai rangkaian
v
Arus terjadinya
perubahan bentuk
v
Untuk penentuan
besaran fisis
Berdasarkan
jenisnya resistor dibagi menjadi dua jenis yaitu : Resistor Tetap dan Resistor
tidak tetap.
1.3.1.1.
Resistor tetap
Resistor tetap
adalah resistor yang nilai hambatannya tetap. Resistor memiliki batas kemampuan
daya misalnya : 1,7watt; 1,5 dan
sebagainya. Artinya resistor hanya dapat dioperasikan dengan daya maksimal
sesuai dengan kemampuan dayanya
Jumlah gelang
yang melingkar pada resistor umumnya sesuai dengan besar toleransinya. Biasanya
resistor dengan toleransi 5%, 10% atau
20% memiliki 3 gelang (tidak termasuk gelang toleransi). Tetapi resistor dengan
toleransi 1% atau 2% (toleransi kecil) memiliki 4 gelang (tidak termasuk gelang
toleransi). Gelang pertama dan seterusnya berturut-turut menunjukkan besar
nilai satuan, dan gelang terakhir adalah
faktor pengalinya.
Contoh :
1.Terdapat
nilai resistor sebagai berikut
Merah
|
Merah
|
Jingga
|
Emas
|
2
|
2
|
10³
|
±5 %
|
Resistor = 22 x 10³Ω ±5 %
= 22 kΩ
±5 %
Toleransi = = 1,1
kΩ
Range (jangkauan) = 22 kΩ – 1,1 kΩ sd 22 kΩ +
1,1 kΩ
= 20,9 kΩ sd 22,1 kΩ
1.3.1.2.
Resistor tidak tetap
Resistor tidak
tetap merupakan resistor yang nilai hambatannya atau resistansinya dapat
diubah-ubah. Jenis resistor tidak tetap ada potensio dan trimpot.
1.3.1.2.1.
Potensio
Potensio
merupakan resistor yang nilai resistansinya dapat diubah-ubah dengan cara
memutar porosnya.
1.3.1.2.2.
Trimpot
Trimpot
merupakan resistor yang nilai resistansinya dapat di ubah-ubah dengan cara
memutar porosnya dengan menggunakan obeng.
1.3.2.
Dioda
Dioda merupakan
suatu semi konduktor yang hanya dapat menghantarkan arus listrik pada suatu
arah saja. Dioda merupakan jenis komponen pasif. Dioda memiliki dua kaki atau
kutub yaitu kaki anoda dan kaki katoda. Fungsi paling umum dari dioda adalah
untuk memperbolehkan arus listrik mengalir dalam suatu arah (disebut kondisi
panjar maju) dan untuk menahan arus dari arah sebaliknya (disebut kondisi
panjar mundur). Karena sifat dioda yang bekerja sebagai konduktor jika kita
beri bias maju dan bekerja sebagai isulator pada bias mundur, maka dioda sering
digunakan sebagai penyearah (rectifier) arus bolak-balik. Contoh penggunaannya
adalah pada rangkaian adaptor, DC power supply (Catu Daya DC)
Dioda terbuat dari
bahan semi konduktor tipe P dan semi konduktor tipe N yang di sambungkan. Semi
konduktor tipe P berfungsi sebagai Anoda dan semi konduktor tipe N berfungsi
sebagai katoda. Pada daerah sambungan 2 jenis semi konduktor yang berlawanan
ini akan muncul daerah deplesi yang akan membentuk gaya barier.Gaya barier ini
dapat ditembus dengan tegangan + sebesar 0.7 volt yang dinamakan sebagai break
down voltage, yaitu tegangan minimum dimana diode akan bersifat sebagai
konduktor/penghantar arus listrik.
Gambar
ilustrasi di atas menunjukan sambungan PN dengan sedikit porsi kecil yang
disebut lapisan deplesi (depletion layer), dimana terdapat keseimbangan hole
dan negative. Seperti yang sudah diketahui, pada sisi P banyak terbentuk
hole-hole yang siap menerima negative sedangkan sisi N banyak terdapat negative
elektron yang siap untuk bebas merdeka. Lalu jika diberi bias positif, dengan
arti kata memberi tegangan potensial sisi P lebih besar dari sisi N, maka
negative dari sisi N dengan serta merta akan tergerak untuk mengisi hole di
sisi P. Tentu kalau negative mengisi hole disisi P, maka akan terbentuk hole
pada sisi N karena ditinggal negative. Ini disebut aliran hole dari P menuju N,
kalau menggunakan negative arus listrik, maka dikatakan terjadi aliran listrik
dari sisi P ke sisi N.
Ø
Fungsi umum dioda
·
Forward bias
Forward bias adalah arus mengalir dari kaki
anoda ke kaki katoda dalam hal ini diode di bias forward apabila tegangan pada
kaki anoda lebih besar dari pada kaki katoda.
·
Reverse bias
Reverse bias adalah diode di bias reverse
apabila tegangan pada kaki katoda lebih besar dari pada kaki anoda (arus tak
mengalir).
Sebagai
penyearah tegangan, dioda digunakan untuk mengubah tegangan bolak-balik (AC)
menjadi tegangan searah(DC). Penyearah tegangan ini ada 2 macam, yaitu :
1.
Penyearah
setengah gelombang (half-wave rectifier)
Saat digunakan sebagai penyearah setengah
gelombang, dioda menyearahkan tegangan AC yang berbentuk gelombang sinus
menjadi tegangan DC hanya selama siklus positif tegangan AC saja. Sedangkan
pada saat siklus negatifnya, dioda mengalami panjaran balik (reverse bias)
sehingga tegangan beban (output) menjadi nol.
2.
Penyearah
gelombang penuh (full-wave rectifier)
Saat digunakan sebagai penyearah gelombang
penuh, dioda secara bergantian menyearahkan tegangan AC pada saat siklus
positif dan negatif. Penyearah gelombang penuh ada 2 macam dan penggunaannya
disesuaikan dengan transformator yang dipakai. Untuk transformator biasa
digunakan jembatan dioda (dioda bridge) sementara untuk transformator CT
digunakan 2 dioda saja sebagai penyearahnya.
1.3.2.1.
Macam-macam diode
Dioda banyak
jenisnya berikut ini adalah beberapa yang terdapat pada alat Auto Fan with LM
335. Dan ada beberapa contoh yang lain pula.
1.3.2.1.1.
Dioda kontak titik
Dioda ini
dipergunakan untuk mengubah frekuensi tinggi menjadi frekuensi rendah. Contoh
tipe dari dioda ini misalnya; OA 70, OA 90 dan 1N 60.
Simbol Dioda Kontak Titik :
1.3.2.1.2.
Dioda zener
Dioda zener
adalah dioda yang bekerja pada daerah break down atau pada daerah kerja reverse
bias. Dioda ini banyak digunakan pada pembatas tegangan. Tipe dari dioda zener
dibedakan oleh tegangan pembatasnya. Misalnya 12 V, ini berarti dioda zener
dapat membatasi tegangan yang lebih besar dari 12 V atau menjadi 12 V.
Simbol Dioda
Zener :
1.3.2.1.3.
Dioda pemancar cahaya (LED)
Dioda ini dapat
memancarkan cahaya jika di beri arus sebesar 1,5 MA dengan tegangan sebesar 1,8
V. Dapat digunakan sebagai lampu indikator atau peraga pada display.
Dioda LED,
energi dipancarkan sebagai cahaya dengan menggunakan unsure-unsur seperti
gallium, arsen dan phospor, pabrik dapat membuat LED yang memancarkan warna
merah, kuning dan infra merah (tak kelihatan). LED yang menghasilkan pancaran
yang kelihatan dapat berguna pada display peralatan, mesin hitung, jam digital,
dan lain-lain. LED infra merah dapat digunakan dalam sistem tanda bahaya
pencuri dan ruang lingkup lain yang membutuhkan pancaran yang tak kelihatan.
Keuntungan dari LED dibandingkan dengan lampu pijar yaitu umurnya lebih panjang
(lebih dari 20 tahun), tegangannya rendah (1 sampai 2V) dan saklar onoffnya
cepat (nano/detik).
1.3.2.1.4.
Dioda hubungan
Dioda hubungan
adalah dioda yang dapat mengalirkan arus atau tegangan yang besar hanya pada
satu arah saja. Dioda ini biasa digunakan untuk menyearahkan arus dan tegangan.
Dioda ini memiliki tegangan maksimal dan arus maksimal, misalnya Dioda tipe
1N4001 ada 2 jenis yaitu yang berkapasitas 1A/50V dan 1A/100V. Simbol dioda
hubungan sama dengan simbol dioda kontak titik.
1.3.2.1.5.
Dioda Schoottky
Dioda ini
menggunakan logam emas, perak atau platina salah satu sisi junction dan silicon
yang di-dop, biasanya tipe N pada sisi yang lain. Dioda semacam ini adalah
piranti unipolar karena electron bebas merupakan mayoritas pada kedua sisi
junction.
1.3.2.1.6.
Dioda Kapasiansi Variabel
Yang disebut
juga dioda varicap atau dioda varactor. Sifat dioda ini ialah biladi pasangkan
menurut arah terbalik akan berperan sebagai kondensator. Kapasitansinya
tergantung pada tegangan yang masuk. Dioda jenis ini banyak digunakan pada
modulator FM dan juga pada VCO suatu PLL (Phase Lock Loop).
Untuk membuat penyearah pada power supply, di
pasaran banyak terjual dioda bridge. Dioda ini adalah dioda silicon yang
dirangkai menjadi suatu bridge dan dikemas menjadi satu kesatuan komponen. Di
pasaran terjual berbagai bentuk dioda bridge dengan berbagai macam
kapasitasnya. Ukuran dioda bridge yang utama adalah voltage dan ampere
maksimumnya.
Banyak sekali penggunaan dioda dan secara umum
dioda dapat digunakan antara lain untuk :
1.
Pengaman
2.
Penyearah
3.
Voltage
regulator
4.
Modulator
5.
Pengendali
frekuensi
6.
Indikator
7.
Switch
1.3.2.1.7.
Dioda photo
Berfungsi
sebagai detector cahaya. Makin kuat cahaya, makin besar pula arus balik dioda.
Simbol dioda photo :
1.3.3.
OP-AMP (Oprasional Amplifier)
Operasional
Amplifier merupakan suatu solid state
atau integrasi sirkuit yang mampu mengindra dan memperkuat sinyal masukan dan
pengeluaran AC maupun DC.
Fungsi masing-masing pin
·
Pin 1 dan pin 5
(offset null)
Tegangan offset (tegangan kesalahan) ats masukan
yang di berikan untuk mengembalikan tegangan out[ut ke posisi nol.
·
Pin 2
(Inverting)
Inputan pembalik (dimana output yang dihasilkan
berlawanan dengan output)
·
Pin 3 (Non
Inverting)
Imputan tak membalik (dimana output yang
dihasilkan sama dengan input)
·
Pin 4 (-Vcc)
Tegangan catu negative untuk pengaktifan OP-AMP
·
Pin 6 (Output)
Terminal untuk keluaran OP-AMP
·
Pin 7 (+ Vcc)
Tegangan catu positif untuk pengaktifan OP-AMP
·
Pin 8 (NC)
Tak dihubungkan dengan maksud untuk memperkokoh
kemasan OP-AMP
Karakteristik ideal pada OP-AMP
- Penguatan tegangan tak berhingga (AV=~)
- Impendansi imput tak berhingga (Zin = ~)
- Bendwith mendekati tak hingga dengan demikian delay timenya hamper tak ada (Bw = ~; ΔT = 0)
- Impendansi output kecil sekali (Zout = ))
- Vout = 0 jika Vin = 0
1.3.4.
IC (integrated circuit)
Integrated
Circuit (IC) sebenarnya adalah suatu rangkaian elektronik yang dikemas menjadi
satu kemasan yang kecil. Beberapa rangkaian yang besar dapat diintegrasikan
menjadi satu dan dikemas dalam kemasan yang kecil. Suatu IC yang kecil dapat
memuat ratusan bahkan ribuan komponen. Bentuk IC bisa bermacammacam ada yang
berkaki 3 misalnya LM 393, ada yang seperti transistor dengan kaki banyak
misalnya LM307.
Bentuk IC ada
juga yang menyerupai sisir (single in line), bentuk lain adalah segi empat
dengan kaki-kaki berada pada keempat sisinya, akan tetapi kebanyakan IC
berbentuk dual in line (DIL).
IC yang
berbentuk bulat dan dual in line, kaki - kakinya diberi nomor urut dengan
urutan sesuai arah jarum jam, kaki nomor satu diberikan bertanda titik atau
takikan. Setiap IC ditandai dengan nomor type, nomor ini biasanya menunjukkan
jenis IC, jadi bila nomornya sama maka IC tersebut sama fungsinya. Kode lain
menunjukkan pabrik pembuatnya, misalnya operational amplifier type 741 dapat
muncul dengan tanda uA741, LM741, MC741, RM741 SN72741 dan sebagainya.
Suatu kelompok
IC disebut IC linear, antara lain IC regulator, Operational Amplfier, audio
amplifier dan sebagainya. Sedangkan kelompok IC lain disebut IC digital
misalnya NAND, NOR, OR, AND EXOR, BCD to seven segment decoder dan sebagainya.
Jenis IC yang sekarang berkembang dan banyak digunakan adalah
Transistor-transistor Logic (TTL) dan Complimentary Metal Oxide Semiconductor
(CMOS). Jenis CMOS banyak terdapat di pasaran ialah keluarga 4000, misalnya
4049, 4050 dan sebagainya. Jenis TTL ditandai dengan nomor awal 54 atau 74.
Prefix 54 menandakan persyaratan militer ialah mampu bekerja dari suhu 54
sampai 125o C. Sedangkan prefix 74 menandakan persyaratan komersial ialah mampu
bekerja pada suhu 0 sampai 70o C. Penomoran TTL dilakukan dengan 2, 3 atau 4 digit
angka mengikuti prefixnya, misalnya 7400, 74192 dan sebagainya. Huruf yang
berada diantara prefix dan suffix menandakan subfamilynya. Misalnya AS (Advance
Schottkey), ALS (Advance Low Power Schottkey), H (High Speed), L (Low Speed),
LS (Low Power Schottkey) dan S (Schottkey).
Apabila
dibandingkan rangkaian dengan menggunakan transistor dengan rangkaian
menggunakan IC, cenderung penggunaan IC lebih praktis dan biayanya relatif ebih
ringan. Pada saat ini sudah berkembang banyak sekali jenis IC, jenisnya sampai
ratusan sehingga tidak mungkin dibicarakan secara umum. Untuk menggunakan IC
kita harus mempunyai vademicum IC yang diterbitkan oleh pabrikpabrik
pembuatnya. Setiap jenis IC mempunyai penjelasan sendirisendiri mengenai
sifatnya dan cara penggunaannya. Apabila kita membuka lembaran vademicum IC,
kita akan melihat berbagai symbol seperti terlihat pada gambar 16. Arti
symbolsymbol ni akan kita pelajari bila sudah mulai eksperimen dengan IC
digital.
Dengan
mempelajari rangkaian suatu IC, yang terdiri atas begitu banyak komponen, maka
dapat kita bayangkan bahwa piranti tersebut praktis tidak mungkin lagi
dirangkai dengan menggunakan tabungtabung elektron.
1.3.5.
Transistor
Transistor
adalah komponen elektronik yang biasanya di fungsikan sebagai saklar elektronik
sebagai penguat dan lain-lain. Transistor sangat banyak sekali digunakan oleh
para pengguna elektronika dalam membuat suatu alat yang berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari. Contohnya membuat Auto Fan, Continuity Tester, Power
Supply. Interkom, dan lain-lain. Sedangkan dari transistor tersebut ada dua
macam yaitu sebagai penguat arus dan sebagai saklar. Transistor tersebut juga
merupakan komputer aktif, yaitu komponen elektronika yang dalam
pengoperasiannya memerlukan sumber atau sumber arus tersendiri. Transistor
terbagi dua yaitu transistor polar dan bipolar.
1.3.5.1.
Transistor Bipolar
Transistor
Bipolar adalah transistor yang memiliki dua persambungan kutub. Prinsip kerja
transistor adalah arus bias – emitor yang kecil mengatur besar arus kolektor –
emitor yang kecil mengatur besar arus kolektor - emitor. Bagian penting
berikutnya adalah bagaimana caranya memberi arus bias yang tepat sehingga
transistor dapat bekerja optimal.
Transistor
Bipolar itu dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
·
PNP dan NPN
Sedangkan kondisi
yang terdapat pada taransistor adalah :
A. Saturasi
Saturasi adalah kondisi dimana transistor
bersifat seperti saklar tertutup.
Syarat untuk transistor :
NPN
Dimana tegangan basis harus lebih positif dari
pada tegangan emitor
PNP
Dimana tegangan basis harus lebih negatif dari
pada tegangan emitor
B. Cut OFF
Cut Off adalah kondisi dimana transistor seperti
Saklar terbuka.
Syarat untuk transistor :
NPN
Dimana tegangan basis harus lebih negative dari
pada tegangan emitor.
PNP
Dimana tegangan basis harus lebih positif
daripada tegangan emitor
Arus Bias
Ada tiga cara yang umum untuk memberi arus bias
pada transistor, yaitu rangkaian CE (Common Emitor), CC (Common Collector) dan
CB (Common Base). Namun saat ini akan lebih detail dijelaskan bias transistor
rangkaian CE. Dengan menganalisa rangkaian CE akan dapat diketahui beberapa
parameter penting dan berguna terutama untuk memilih transistor yang tepat
untuk aplikasi tertentu. Tentu untuk aplikasi pengolahan sinyal frekuensi audio
semestinya tidak menggunakan transistor power.
Arus Emitor
Dari hokum Kirchoff diketahui jumlah arus yang
masuk kesatu titik akan sama jumlahnya dengan arus yang keluar. Jika teorema
tersebut diaplikasikan pada transistor, maka hokum itu menjelaskan hubungan :
IE = IC + IB….(1)
Persamaan (1) tersebut mengatakan bahwa arus
emitor IE adalah jumlah dari arus kolektor IC dengan arus base IB. karena arus
IB sangat kecil sekali atau disebutkan IB<<IC, maka dapat dinyatakan :
IE=IC………(2)
Alpha (a)
Pada table data transistor (databook) sering
dijumpai spesipikasi adc (alpha dc) yang tidak lain adalah :
Adc = IC / IE…….(3)
Definisinya adalah perbandingan arus kolektor
terhadap arus emitor. Karena besar arus kolektor umumnya hamper ssama dengan
besar arus emitor maka idealnya besar adc adalah = 1 (satu). Namun umumnya
transistor yang ada memiliki adc kurang lebih antara 0,95 sampai 0,99.
Beta (b)
Beta didefinisikan sebagai besar perbandingan
antara arus kolektor dengan arus base.
B= IC / IB ……..(4)
Dengan kata lain, b adalah paramenter yang
menunjukan penguatan arus (current gain) dari suatu transistor. Parameter ini
ada tertera di databook transistor dan sangat membantu para perancang rangkaian
elektronika dalam merencankan rangkaiannya.
1.3.5.2.
Transistor Unipolar
Transistor Unipolar adalah
transistor yang hanya memiliki satu buah persambungan kutub. Contoh dari
transistor unipolar diantaranya adalah : JFET MOSFET, yang terdiri dari dua
macam, yaitu pemasfet dan emaset. Transistor unipolar adalah FET (Field Effect
Transistor) yang terdiri dari JFET kanal N, JFET kanal P, MOSFET kanal N, dan
MOSFET kanal P.
Transistor dapat dipergunakan antara lain untuk:
1.
Sebagai penguat
arus, tegangan dan daya (AC dan DC)
2.
Sebagai
penyearah
3.
Sebagai mixer
4.
Sebagai
osilator
5.
Sebagai switch
1.3.6.
Relay
Relay adalah saklar
(swith) elektrik yang bekerja berdasarkan medan maghnet yang terdiri dari suatu
lilitan dan switch mekanik. Switch mekanik akan bergerak jika ada arus listrik
yang mengalir melalui lilitan. Penggunaan relay ini dalam perangkat-perangkat
elektronika sangatlah banyak. Terutama di perangkat yang bersifat elektronis
atau otomatis. Contoh di Televisi, Radio, dan Lampu otomatis.
Relay bekerja pada saat mengalirnya arus listrik
melalui koil,lalu membuat medan magnet sekitarnya sehingga dapat merubah posisi
saklar yang ada di dalam relay terserbut, sehingga menghasilkan arus listrik
yang lebih besar. Disinilah keutamaan komponen sederhana ini yaitu dengan
bentuknya yang minimal bisa menghasilkan arus yang lebih besar.
Pemakaian relay dalam perangkat-perangkat elektronika
mempunyai Keuntungan yaitu ;
·
Dapat
mengontrol sendiri arus serta tegangan listrik yang diinginkan
·
Dapat
memaksimalkan besarnya tegangan listrik hingga mencapai batas maksimalnya
·
Dapat
menggunakan baik saklar maupun koil lebih dari satu, disesuaikan dengan
kebutuhan
Dalam praktek sederhana yang biasa dilakukan
oleh elektronikawan pada awalnya adalah menggunakan relay ini untuk
menghidupkan KIPAS ANGIN saat suhu di suatu ruangan lebih dari 30 derajad
misalnya. Sistem kerja dari relay disini adalah, menerima instruksi dari IC
atau transistor sensor suhu (LM 355 misalnya) dan secara otomatis, saklar akan
dialiri oleh arus listrik, dan menggerakkan saklar yang ada di relay tersebut.
Contoh gambar ini adalah bentuk fisik dari relay
sebagai berikut :
Sedangkan cara kerja relay di bagi atas 3 cara
yaitu sebagai berikut :
Normaly Open :Relay akan
menutup bila dialiriarus listrik
Normaly Closed :Relay
akan membuka bila dialiri aliran listrik
Change
Over :Ralay ini memiliki kontak tengah yang akan melepaskan
diri dan membuat kontak lainnya berhubungan.
1.3.7.
Sensor LM 335
Seri
LM335 adalah integrated-circuit (IC) sensor suhu yang presisi, mempunyai
tegangan keluaran yang linier terhadap temperatur Celsius. LM335 tidak
memerlukan kalibrasi atau trimming eksternal, karena sudah tersedia ketelitian
±1/4 ºC pada suhu kamar dan ±150 ºC. LM335 berbentuk seperti Transistor pada
umumnya, lihat figure 1.
LM335 mempunyai suatu kemampuan terbatas untuk
men-Drive beban berat kapasitif. LM335 dengan sendirinya bisa men-drive sebesar
50 pF tanpa rangkaian. Jika beban berat dapat diantisipasi dengan
mengisolasikan dengan suatu resistor. Umumnya, sistem pendingin otomatis dengan
sensor temperature digunakan sebagai sistem pengaman alat dari panas yang
berlebihan, maupun pengendali otomatis temperatur ruangan. Rangkaian sensor
panas elektronik dengan menggunakan IC LM 335 adalah suatu rangkaian yang dapat
bekerja secara otomatis untuk mendinginkan ruangan atau alat yang bertemperatur
panas. Secara umum rangkaian sensor panas elektronik terdiri dari Blok Input
menggunakan sensor elektronik yaitu IC LM 335 sedangkan pada Blok Proses
terdiri dari dua bagian yaitu : (A) Bagian Pengendali dan (B) Bagian Pembanding
dengan menggunakan komponen IC LM 723 CN dan pada Blok Output
menggunakan transistor sebagai saklar elektronik
dan relay sebagai saklar mekanik yang berfungsi untuk mengaktifkan kipas dengan
arus dan tegangan AC agar dapat berputar. Rangkaian sensor panas elektronik
dengan menggunakan IC LM 335 akan aktif untuk menggerakan kipas dengan tegangan
AC ketika temperatur ruangan atau suhu yang panas pada peralatan elektronika
mencapai suhu sebesar 30ºC dan mulai tidak aktif untuk menghentikan gerakkan
kipas dengan tegangan AC ketika temperatur mencapai suhu sebesar 25ºC.
1.3.8.
Kapasitor
Kapasitor
merupakan komponen elektronik yang dapat menyimpan dan dapat melepaskan muatan
listrik atau energy listrik. Dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan
internal dari muatan listrik. Kapasitor ditemukan oleh Michael Faraday
(1791-1867). Satuan kapasitor disebut Farad (F). Satu Farad = 9 x 1011 cm2 yang
artinya luas permukaan kepingan tersebut.
Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah
plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik
yang umum dikenal misalnya udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika
kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan
mengumpul pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama
muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif
tidak dapat mengalir menuju ujung kutub negatif dan sebaliknya muatan negatif
tidak bisa menuju ke ujung kutub positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik
yang non-konduktif. Muatan elektrik ini tersimpan selama tidak ada konduksi
pada ujung-ujung kakinya. Di alam bebas, phenomena kapasitor ini terjadi pada
saat terkumpulnya muatan-muatan positif dan negatif di awan.
Kapasitor dibagi dua yaitu kapasitor tetap dan
kapsitor tidak tetap
1.3.8.1.
Kapasitor tetap
Kapasitor tetap
adalah kapasitor yang nilai kapsitansinya tetap. Kapasitor tetap di bagi dua
yaitu kapasitor nonpolar dan kapasitor polar.
1.3.8.1.1.
Kapasitor nonpolar
Kapasitor nonpolar merupakan jenis kapasitor
yang memiliki kapasitas yang tetap, kapasitor ini memiliki kapasitas yang tidak
terlalu besar. Untuk menggambarkan sebuah kapasitor dalam sebuah gambar
rangkaian elektronika, kapasitor nonpolar digambarkan dengan simbol seperti
dibawah ini.
Kapasitor jenis ini biasanya terbuat dari bahan
kertas, mica, keramik, mylar dan lain sebagainya. Jenis bahan pembuat kapasitor
memiliki karakteristik yang berbeda-beda, sehingga memiliki kekurangan dan
kelebihan masing-masing.
Pada umumnya nilai kapasitas dari sebuah
kapasitor nonpolar digambarkan dengan kode angka. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada contoh berikut.
Pada kode angka yang ditampilkan pada baris A untuk mengetahui berapa
nilai kapasitas-nya adalah dengan melihat pada bagian Capacitance/Voltage yang
terletak pada bagian depan, disana tertulis 0.01/100 yang artinya kapasitor ini
memiliki kapasitas 0,01nF dan tegangan maksimum-nya adalah 100V. Sedangkan
untuk nilai toleransi-nya diperlihatkan pada bagian belakang, disana tertulis
angka 10 yang artinya 10%.
Pada kode angka yang ditampilkan pada baris B, kode angka dibubuhkan
pada bagian atas kapasitor. Pada bagian tersebut tertulis 1,0J63 yang berarti
kapasitor tersebut memiliki kapasitas sebesar 1nF, tegangan maksimum-nya 63V,
sedangkan toleransi-nya ditandai oleh huruf ”J” yang mana pada keterangan
gambar memiliki nilai 5%. Kedua contoh kode diatas nilai kapasitas
kapasitor-nya selalu dalam nF (nano Farad). Selain dua contoh diatas ada satu
lagi contoh pengkodean pada kapasitor, seperti berikut.
Pada gambar diatas kode yang tertera adalah 103,
digit pertama yaitu 10 menyatakan nilai dan digit kedua yaitu 1 menyatakan
factor pengali.
Contoh perhitungan
103 = 10.10³ pf
= 10.10³.f
= 10.f
= 10 nf
1.3.8.1.2.
Kapasitor polar
Sesuai dengan namanya kapasitor ini memiliki polaritas pada kedua
kakinya yaitu polaritas positif (+) dan polaritas negatif (-). Kapasitor ini
termasuk dalam kelompok kapasitor yang memiliki nilai kapasitas yang tetap dan
memiliki nilai kapasitas yang besar. Pada rangkaian elektronika kapasitor
elektrolit disimbolkan seperti gambar berikut.
Untuk C1 merupakan simbol gaya Eropa (Europe Syle) dan C2 adalah simbol
gaya Amerika (American Style). Untuk pemberian nilai kapasitas, pada kapasitor
elektrolit ditulis secara langsung lengkap dengan satuan dan tegangan maksimum,
serta simbol polaritas-nya.
Kaki yang memiliki polaritas negatif berdekatan dengan tanda garis
vertikal pada bodi kapasitor, atau kaki yang berpolaritas positif memiliki
ukuran yang lebih panjang daripada kaki yang berpolaritas negatif. Seperti
terlihat pada gambar diatas
1.3.8.2.
Kapasitor tidak tetap
Kapsitor tidak
tetap adalah kapasitor yang nilai kapasitansinya dapat diubah-ubah. Kapasitor
tidak tetap dibagi dua yaitu kapasitor trimer dan kapasitor varco.
1.3.8.2.1.
Kapasitor trimmer
Kapasitor
trimmer adalah kapasitor yang nilai kapasitansinya dapat diubah-ubah dengan
cara memutar porosnya dengan obeng.
Symbol :
1.3.8.2.2.
Kapasitor varco
Kapasitor varco
adalah kapasitor yang nilai kapasitansinya dapat diubah-ubah dengan cara
memutar porosnya yang tersedia.
Symbol :
1.3.9
Langkah langkah pembuatan Auto-Fan
Dalam pembuatan rangkaian auto-fan diperlukan
langkah langkah dalam pembuatannya, yaitu penulis akan membahasnya dalam
pembahasan kali ini.
1.3.9.3
Merancang Lay Out
Dalam pembuatan suatu
rangkaian,pertama yang harus kita lakukan adalah kita harus merancang sebuah
layoutnya lebih dahulu disebuah kertas, yang dalam hal ini kita akan merancang
layout untuk rangkaian intercom.
Cara pembuatan atau
merancang layout kita harus melihat dahulu bentuk asli atau gambar rangkaian
intercom,dengan melihat gambar rangkaian barulah setelah kita teliti dan
menemukan ide bagaimana agar layout dapat terlihat indah dan sempurna kita
dapat merancang sebuah layout pada kertas dan sebaiknya menggunakan kertas
milimeter block.
Setelah layout selesai kita
rancang dan kita buat diatas kertas milimeter block, sekarang kita harus
meneliti dan memeriksa seteliti mungkin layout yang kita buat. Kita harus
mencocokkkan dengan gambar rangkaian auto-fan aslinya, kita perhatikan satu
persatu komponen apakah sudah benar semua letaknya atau belum apakah komponennya
tidak terbalik dalam peletakan kaki-kakinya.
Kemudian kita juga harus
memperhatikan jalur-jalur yang kita rancang apakah suah benar atau masih ada
jalur yang salah tujuannya.
Perancangan layout ini
merupakan langkah yang paling penting dalam pembuatan suatu rangkaian, karena
akan menentukan hasil akhir dari rangkaian yang kita buat. Jika kita
benar-benar teliti dan sudah benar benar yakin layout yang kita rancang sudah
benar maka ada kemungkinan hasil akhirnya baik.
Mengapa setelah kita yakin
layout benar tetapi penulis masih mengatakan hasil akhirnya mungkin baik,karena
masih ada lagi satu langkah yang sangat menentukan hasil akhir suatu rangkaian
yaitu pada saat pemasangan komponen
komponen pendukungnya karena ada komponen yang tidak boleh terbalik
dalam penempatan kaki-kakinya.
1.3.9.2.
Memindahkan Rancangan Layout ke papan PCB
Setelah kita yakin bahwa
layout yang kita buat sudah benar maka kita tempelkan rancangan yang kita buat
di kertas milimeter block tersebut diatas papan pcb. Akan tetapi kita
menempelkan jangan secara permanent melainkan cukup di ujung-ujung sudut kertas
milimeter block tersebut, karena nantinya kita akan melepasnya.
Setelah kita tempelkan dan
benar-benar rapih lalu skarang kita siapkan sebuah bor pcb dan menggunakan mata
bor dengan ukuran 0,5mm. Lalu kita bor pcb yang telah kita tempelkan rancangan
layout tadi yaitu tepat pada gambar lingkaran-lingkaran kecil yang berfungsi
untuk penempatan kaki-kaki komponen.
Kemudian setelah selesai
kita bor semua lubang untuk kita kaki-kaki komponen tersebut dan yakin tidak
ada satupun yang terlewatkan. Maka sekarang kita harus melepas kertas milimeter
block bergambar layout tesebut dari papan pcb.
Dan setelah kita melepas
kertas tersebut maka diatas pcb hanya akan tampak lubang-lubang kecil yang kita
bor tadi. Sekarang pada sisi pcb yang ada tembaganya, gambar sekeliling tiap
lubang lubang bor tadi dengan menggunakan rugos lingkaran dan usahakan jangan
sampai ada yang terlewat. Lingkaran-lingkaran kecil ini nantinya sebagai tempat
timah solder.
Jika sudah semua lubang bor
kita lingkarkan dengan rugos lingkaran,maka sekarang hubungan antara
lingkaran-lingkaran kecil tersebut
dengan menggunakan rugos garis atau dengan sebuah spidol permanent.
Tetapi kiat harus menghubungkan lingkaran-lingkaran tersebut dengan melihat
hasil rancangan layout tadi agar kita tidak salah menghubungkan jalur-jalurnya.
Karena., jika salah menghubungkan jalur jalurnya maka rangkaian tidak akan
berfungsi.
Jika layout di papan pcb
telah selesai kita buat maka sekarang kita harus melarutkan tembaga yang tidak
terkena gambar yaitu dengan larutan zat kimia yang bernama ferri clorit. Dalam
menggunakan ferri clorit kita harus melarutkannya dengan air mendidih agar
tembaga pada papan pcb juga cepat larut.
Tehnik melarutkan tembaga
pada papan pcb ini sering disebut dengan nama acing. Caranya melarutkan
tembaganya, masukkan pcb yang telah kita gambar layout auto-fan tadi ke dalam
larutan mendidih ferri clorit, agar tembaga dapat cepat hilang maka kita harus
mengayun-ayunkan tempat larutannya secara teratur.
Ketika mengayun-ayunkan
larutan kita harus juga melihat juga meneliti apakah tembaga sudah larut atau
belum agar bagian tembaga yang bergambar tidak ikut terlarut.
Setelah kita yakin bahwa
tembaga yang tidak tergambar telah larut semuanya barulah tehnik mengacing ini dapat dikatakan selesai. Lalu kita angkat
papan pcb dari larutan mendidih ferri clorit dan kita bilas dengan air bersih
yang juga harus mendidih agar ferriclorit tidak ada yang menempel.Setelah kita
bilas lalu harus cepat-cepat kita keringkan dengan kain kering, tujuannya agar
tembaga tidak cepat karatan.
Sampai disini maka
langkah-langkah perancangan telah selesai kita laksanakan, yang kemudian kita
melakukan langkah pemasangan komponen yang akan kami bahas dalam pembahasan berikut
ini.
1.3.9.3
Memasang komponen pada papan PCB
Dalam pemasangan komponen
komponen pada papan pcb kita harus memiliki ketelitian yang tinggi agar tidak
ada komponen yang terbalik. Langkah dalam pemasangan komponen adalah pertama
pasanglah komponen yang mudah dipasang dahulu yaitu komponen memiliki sifat non
polar dengan kata lain komponen ini tidak memiliki kutub positif maupun kutub
negatif artinya dalam pemasangannya bebas antara kedua kakinya tanpa harus
kuatir akan terbalik.
Selanjutnya yang sebaiknya
kita pasang adalah resistor karena komponen ini juga bebas dalam penempatan
kaki kakinya tanpa harus kuatir terbalik. Akan tetapi pemasangan resistor ini
juga harus memiliki ketelitian yang tinggi karena resistor yang satu dengan
resistor yang lain memiliki nilai hambatan yang berbeda.Cara melihat nilai
hambatannya yaitu dengan melihat kode-kode warna yang tertera pada badan
resistor tersebut dengan cara perhitungannya telah diterangkan pada pembahasaan
resistor diatas, akan tetapi jika kita kurang yakin atau kita ingin meyakinkan
nilai hambatannya secara pasti maka kita dapat menggunakan multitester untuk
mengukurnya.
Cara mengukur hambatan
dengan menggunakan multitester adalah arahkan range selector knob pada bagian
daerah yang diberi lambang ohm (Ω). Dan untuk melihat pada meter covernya maka
kita lihat scale yang berada pada bagian paling atas.
Dalam rangkaian intercom
yang kami buat ini kami menggunakan sebuah resistor dengan nilai hambatan 1M
yaitu dengan kode warna (Cokelat, Hitam, Hijau, dan Emas) dan menggunakan dua
buah resistor dengan nilai hambatan 1 Kohm yaitu dengan kode warna (Cokelat,
Hitam, Merah, dan Emas).
Setelah kita mengetahui
nilai resistansi dari masing-masing resistor yang akan kita gunakan dan kita
telah yakin kemudian barulah kita bisa memasang resistor tersebut pada letaknya
masing-masing dan kita solder dengan timah. Perlu diketahui juga bahwa dalam
menyolder komponen hendaknya jangan terlalu lama, karena jika terlalu lama
komponen terkena panas solder maka komponen tersebut besar kemungkinan akan
rusak.
Semua komponen kini telah
selesai terpasang, lalu sekarang kita pasang kabel-kabel kcil yang akan
digunakan untuk menghubungkan jack-jack banana dan juga sebagai penghubung
saklar. Dan sekarang dua buah rangkaian intercom telah benar-benar selesai
dibuat dan tiba saat pengetesan rangkaian yaitu kami akan menjelaskannya pada
bab IV (cara pengoperasian alat) nanti.
BAB III
ANALISA RANGKAIAN
Auto Fan with LM 335 ini mempunyai inputan
berupa sensor yaitu LM 335 dan output berupa fan. LM 335 bertugas sebagai
sensor, dia menentukan apakan kipas (fan) akan menyala atau tidak, fan akan
menyala apabila suhu disekitar berubah menjadi panas kira-kira sekitar 30°C dan
fan akan tidak aktif kira-kira pada suhu 25°C. potensio sebagai penguat atau
pengatur tegangan, dan dioda zener sebagai pembatas arus dan tegangan.
v
Cara kerja Auto Fan with LM 335
Pertama-tama Auto Fan di beri tegangan sebesar
12 V tegangan 12 V mengalir kekaki resistor R1, R1 berfungsi sebagai penghambat
tegangan dan di teruskan ke kaki A1 karena kaki A1 yang terhubung pada IC kaki
ke 5 dan di bagi ke kaki IC 6,7,8 kaki IC 6 masuk ke potensio 1. Potensio
berfungsi sebagai pengatur suhu dari pada aplikasi sirkuit rangkaian Auto fan,
dalam percobaan kali ini potensionya kami buat dua keadaan yaitu ke adaan pada
saat dia minimum dam keadaan pada saat dia maksimum.pada saat minimum potensio
memiliki tegangan sebesa 0 ohm dan pada saat maksimum potensio memiliki
tegangan sebesar 500 ohm. Kaki IC 7 terhubung antara D2 dan R7 dan kaki IC ke 8
masuk ke Vcc. Dalam hal ini led D2 dan D3 akan menyala karena mendapat tegangan
dari kaki IC 7. (Ini adalah keadaan LM 355 sebelum di panaskan)
Keadaan LM 335 sesudah dipanaskan, yaitu tegangan yg di berikan 12V
masuk ke R1 dan di teruskan tetapi arus disini tegangan akan melemah dan LED D2
dan D3 akan mati. Dan potensio 2 berfungsi sebagai penguat tegangan , tegangan
akan di alirkan ke D4 yang terhubung dengan D5 dan R9 maka LED D5 akan menyala,
disini kenapa Led D5 yang menyala karena tegangan yg mengalir pada D2 dan D3
dihambat oleh dioda zener, dan tegangan yg melalui dioda zener di perkuat oleh
potensio 2 sehingga lampu LED D5 menyala, dan arus akan mengalir ke transistor
melalui kaki basis, dan di teruskan ke relay yang menentukan apakah kipas
menyala atau tidak disini relay menghhasilkan arus AC yang di sebabkan oleh
kumparan yang terdapat pada relay, sedangkan untuk menyalakan kipas dibutuhkan
arus AC, oleh karena itu maka arus AC di buang ke D6 dan akhirnya kipas
menyala.
BAB IV
CARA PENGOPERASIAN ALAT
v
Pengoprasian alat Aotu Fan with LM 335
Ø
Perhatikan
rangkain anda susun semua komponen dengan benar dan pastikan tidak ada yang
komponen yang rusak.
Ø
Pertama-tama
kita hubungkan jack banana 12V dengan tegangan 12V dan ground dengan ground.
Ø
Atur potensio 1
dan potensio 2 agar fan dapat menyala atau ingin mati.
Ø
Perhatikan
lampu LAD apakan sudah menyala atau sedang redup dan mau mati.
Ø
Pada saat ini
lampu D2 da D3 akan menyala karena LM 335 belum dipanaskan sehingga arus masih
mengalir di D2 dan D3.
Ø
Dan apabila LM
335 sudah dipanaskan maka lampu LED D2 danD3 akan meredup dan mati sedangkan
lampu LED D5 akan menyala. Dan meneruskan arus ke transistor dan kemudian ke
relay yang membuat kipas (fan) menyala.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pada percobaan kali ini kami mengambil
kesimpulan bahwa Auto fan with LM 335 adalah sebuah rangkain yang dapat bekerja
atau berjalan dengan menggunakan sensor panas LM335. Tanpa sensor itu
kemungkinan besar Auto Fan tidak akan bekerja, dan sensor LM335 bekerja pada
suhu sekita 30°C dan akan off pada suhu sekitar 25°C.
B.
Saran
Saran kami ada beberapa tingkat kesulitan dalam
pengerjaan alat ini yaitu dalam pembuatan pembuatan jalur haruslah teliti dan
berhati-hati. Di karenakan jalur merupakan komponen dasar yang akan
menghubungkan komponen-komponen yang akan kita pasang, jika jalur salah maka
kedepannya sudah pasti salah (alat tidak kan berfungsi). Berhati-hatilah dalam
menyolder karena kadang solder yg sudah kita anggap kencang kadang terlepas atau
kedor tanpa kita sadari untuk itu perlu kesabaran dan ketelitian dalam
penyolderan. Dan perhatikan benar letak komponen-komponennya dimana kaki anoda
dan dimana kaki katoda, karena salah meletakan kaki anoda dan kaki katoda akan
membuat alat tidak berfungsi.
.
DAFTAR
PUSTAKA
http://community.gunadarma.ac.id/blog/view/id_18256/title_menganalisa-rangkaian-auto-fan-with-lm-335/
http://id.wikipedia.org/wiki/Resistor
http://www.navatekindia.com/images/Trimpot.jpg
Komponen-Elektronik pdf
Lampiran
Lyout
Skema
Gamabar
Data
Pengamatan
Potensio
Malam Meadaan Minimum
Sebelum Di Panaskan
|
Sesudah Di Panaskan
|
Pin 1 = 1,4 V
|
Pin 1 = 8,9 V
|
Pin 2 = 3,1 V
|
Pin 2 = 3 V
|
Pin 3 = 3 V
|
Pin 3 = 0 V
|
Pin 4 = 0 V
|
Pin 4 = 0 V
|
Pin 5 = 2,9 V
|
Pin 5 = 0 V
|
Pin 6 = 1,2 V
|
Pin 6 = 0 V
|
Pin 7 = 3,4 V
|
Pin 7 = 10,1 V
|
Pin 8 = 11 V
|
Pin 8 = 10,9 V
|
Potensio Dalam Keadaan Maksimum
|
|
Sebelum Di Panaskan
|
Sesudah Di Panaskan
|
Pin 1 = 1,2 V
|
Pin 1 = 9 V
|
Pin 2 = 3,1 V
|
Pin 2 = 3 V
|
Pin 3 = 2,8 V
|
Pin 3 = 0 V
|
Pin 4 = 0 V
|
Pin 4 = 0 V
|
Pin 5 = 2,8 V
|
Pin 5 = 0 V
|
Pin 6 = 1,9 V
|
Pin 6 = 0 V
|
Pin 7 = 3,5 V
|
Pin 7 = 10,5 V
|
Pin 8 = 11,2 V
|
Pin 8 = 11V
|
Kapasitor
Dalam Keadaan Minimum
Sebelum Di Panaskan
|
Sesudah Di Panaskan
|
C = 11 V
|
C = 0
|
B = 0 V
|
B = 0
|
E = 0 V
|
E = 0
|
Kapasitor
Dalam Keadaan Maksimum
Sebelum Di Panaskan
|
Sesudah Di Panaskan
|
C = 11 V
|
C = 0
|
B = 0 V
|
B = 0
|
E = 0 V
|
E = 0
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar