BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada
dasarnya banyak dinegara – negara kepulauan membuat jembatan yang permanent
yang tidak bias diatur secara otomatis sehingga apabila kapal – kapal ingin
melintasi ataupun melewati diantara kedua pulau tersebut membuat kapal – kapal
tersebut harus berputar jauh menggelingi diantar salah satu pulau tersebut.
Mereka (kapal – kapal) harus bersusah payah harus memutar agak jauh untuk
sampai kepulau yang ingin dituju. Padahal apabila kapal – kapal tersebut bias
melewati diantara kedua pulau – pulau kecil yang tidak dibangun jembatan maka
akan mempersingkat jarak tempuh kapal yang dilalui. Namun apabila tidak ada
jembatan diantara kedua pulau – pulau yang berdekatan maka akan lebih sulit
untuk menyeberangin dari pulau satu kepulau yang dituju.
Dizaman
saat ini kemajuan teknologi dari tahun ketahun sangatlah berkembang pesat.
Semua orang berlomba – lomba mebuat alat – alat yang setiap hari kita butuhkan
serta kita pergunakan menjadi praktis dan canggih. Semua orang menciptakan alat
manual menjadi otomatis. Alat yang sebelumnya dibangun secara permanent tanpa
bisa kita mengaturnya namun sekarang bisa didapat diatur bahkan bisa dilakukan
secara otomatis Salah satu contoh alat
yang masih dibangun secara permanent tanpa bisa kita atur – atur didesain
secara otomatis adalah sebuah jembatan. Banyak seseorang dinegaranya yang
bersifat Negara kepulauan membangun jembatan yang tidak dapat diatur – atur
sesuai dengan keinginan kita. Mereka membangunnya secara permanent yang
mengakibatkan membuat kapal – kapal yang ingin melintasi diantara kedua pulau –
pulau yang berdekatan tersebut tidak bias dilewati.
Dilatar
belakangi masalah itu penulis mencoba untuk membuat salah satu alat yang
membantu seseorang yang bertempat tinggal yang negaranya tersebut bersifat
negara kepulauan yaitu membangun jembatan secara otomatis. Jembatan otomatis ini dibangun agar setiap
kapal – kapal yang ingin melintasi diantara kedua pulau – pulau yang berdekatan bisa dilewati. Jembatan
ini mulai bekerja sesuai dengan keinginan kita ketika kapal – kapal tersebut
mulai melewati diantara kedua pulau – pulau yang berdekatan tersebut. Jembatan
otomatis tersebut akan membentuk vertical ketika kapal melewati diantara pulau
tersebut dan seseorang ataupun kendaran yang ingin menyebrangin melalui
jembatan tersebut akan berhenti beberapa menit sampai kapal tersebut melewati
kedua pulau tersebut dan jembatan akan membentuk horizontal seperti
semula.
1.2 Batasan Masalah
Dalam penulisan
makalah ini kami membatasi masalah pada penggunaan microcontroler. Batasan Masalah tersebut terdiri atas :
· MinSys
ATMEGA8535 sebagai pusat pengatur pergerakan dengan pengaplikasian Infra Red
dan Photodioda sebagai sensor.
· bahasa C AVR
yang digunakan untuk memprogram mikrokontroler.
· serta hasil
output Jembatan Otomatis yang
menggunakan motor dc yang dapat menggerakkan jembatan naik dan turun
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan
Penelitian adalah agar penulis dapat menjelaskan rancangan sebuah alat tersebut
secara lengkap kepada pembaca serta membuat suatu prototype atau hasil
percobaan dan keunggulan dari alat ini.
1.4 Metode Penelitian
Metode
penulisan yang digunakan penulis sebagai resensi penulisan ilmiah ini adalah
sebagai berikut:
1. Studi
Pustaka
Yaitu
metode yang digunakan penulis dalam penyusunan penulisan ilmiah ini dengan
membaca informasi – informasi yang berasal dari buku – buku, majalah, diktat –
diktat.
2. Studi
Eksperimen
Yaitu
dengan melakukan pembuatan alat jembatan otomatis beserta melakukan uji coba
kerja dari rangkaian tersebut.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika
dalam penulisan ilmiah ini disesuaikan dengan format yang telah diberikan yang
mencakupi:
BAB 1 : PENDAHULUAN
Sistematika
penulisan mengemukakan latar belakang, batasan masalah, tujuan penulisan,
metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB 2 : LANDASAN TEORI
Berisikan
tentang komponen – komponen yang digunakan serta fungsi – fungsinya untuk
memperkuat rangkaian yang dibuat.
BAB 3 : ANALISA DAN PEMBAHASAN
Berisikan
tentang cara mengenai cara kerja rangkaian Jembatan Otomatis yang terbagi
menjadi beberapa bagian yaitu:
-
Analisis rangkaian secara blok diagram
-
Analisis rangkaian secara detail
BAB 4 : CARA KERJA ALAT
Berisi
tentang bagai mana cara pengoperasian pada alat, di mulai dari pemprograman
alat yang mana nanti hasil dari pemprosesan tersebut menggerakan komponen
output yang berada pada alat tersebut
BAB 5 : PENUTUP
Merupakan
bab akhir dalam penulisan ilmiah ini yang berisikan kesimpulan rangkaian Alat
Jembatan Otomatis tersebut, serta saran – saran mengenai alat yang dibuat.
BAB
2
LANDASAN TEORI
2.1 Mikrokontroler ATMEGA8535
Mikrokontroler adalah suatu keping IC dimana terdapat
mikroprosesor dan memori program (ROM) serta memori serbaguna (RAM), bahkan ada
beberapa jenis mikrokontroler yang memiliki fasilitas ADC, PLL, EEPROM dalam
satu kemasan. Penggunaan mikrokontroler dalam bidang kontrol sangat luas dan
populer.
Ada beberapa vendor yang membuat mikrokontroler diantaranya
Intel, Microchip, Winbond, Atmel, Philips, Xemics dan lain - lain. Dari
beberapa vendor tersebut, yang paling populer digunakan adalah mikrokontroler buatan
Atmel. Mikrokontroler AVR (Alf and Vegard’s Risc prosesor) memiliki arsitektur
RISC 8 bit, di mana semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit (16-bits word)
dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 (satu) siklus clock, berbeda
dengan instruksi MCS 51 yang membutuhkan 12 siklus clock. Tentu saja itu
terjadi karena kedua jenis mikrokontroler tersebut memiliki arsitektur yang
berbeda. AVR berteknologi RISC (Reduced Instruction Set Computing), sedangkan
seri MCS 51 berteknologi CISC (Complex Instruction Set Computing). Secara umum,
AVR dapat dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu keluarga ATtiny, keluarga
AT90Sxx, keluarga ATMega dan AT86RFxx. Pada dasarnya yang membedakan masing –
masing kelas adalah memori, peripheral, dan fungsinya. Dari segi arsitektur dan
instruksi yang digunakan, mereka bisa dikatakan hampir sama. Oleh karena itu,
dipergunakan salah satu AVR produk Atmel, yaitu ATMega8535. Selain mudah
didapatkan dan lebih murah ATMega8535 juga memiliki fasilitas yang lengkap.
Untuk tipe AVR ada 3 jenis yaitu AT Tiny, AVR klasik, AT Mega. Perbedaannya
hanya pada fasilitas dan I/O yang tersedia serta fasilitas lain seperti
ADC,EEPROM dan lain sebagainya. Salah satu contohnya adalah AT Mega 8535.
Memiliki teknologi RISC dengan kecepatan maksimal 16 MHz membuat ATMega8535
lebih cepat bila dibandingkan dengan varian MCS 51. Dengan fasilitas yang
lengkap tersebut menjadikan ATMega8535 sebagai mikrokontroler yang powerfull.
Adapun blok diagramnya adalah sebagai berikut.
Gambar 2.1 Blok Diagram ATMega8535
(link)
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa ATMega8535 memiliki
bagian sebagai berikut:
1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port
C, dan Port D.
2. ADC 10 bit sebanyak 8 saluran.
3. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan pembandingan.
4. CPU yang terdiri atas 32 buah register.
5. Watchdog Timer dengan osilator internal.
6. SRAM sebesar 512 byte.
7. Memori Flash sebesar 8 kb dengan kemampuan Read While
Write.
8. Unit interupsi internal dan eksternal.
9. Port antarmuka SPI.
10. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat
operasi.
11. Antarmuka komparator analog.
12. Port USART untuk komunikasi serial.
Fitur ATMega8535 Kapabilitas detail dari ATMega8535 adalah
sebagai berikut:
1. System mikroprosesor 8 bit berbasis
RISC dengan kecepatan maksimal 16 Mhz.
2. Kapabilitas memory flash 8KB,SRAM
sebesar 512 byte,dan EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only
Memory) sebesar 512 byte.
3. ADC internal dengan fidelitas 10 bit
sebanyak 8 channel.
4. Portal komunikasi serial (USART)
dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps.
5. Enam pilihan mode sleep menghemat
penggunaan daya listrik.
2.1.1
Konfigurasi Pin ATMega8535
Konfigurasi pin ATMega8535 bisa dilihat pada gambar. Dari
gambar tersebut dapat dijelaskan secara fungsional konfigurasi pin ATMega8535
sebagai berikut:
1. VCC merupakan pin yang berfungsi
sebagai pin masukan catu daya.
2. GND merupakan pin ground.
3. Port A (PA0..PA7) merupakan pin I/O
dua arah dan pin masukan ADC.
4. Port B (PB0..PB7) merupakan pin I/O
dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu Timer/Counter,komparator analog,dan SPI.
5. Port C (PC0..PC7) merupakan pin I/O
dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu TWI,komparator analog dan Timer
Oscillator.
6. Port D (PD0..PD7) merupakan pin I/O
dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu komparator analog,interupsi eksternal,dan
komunikasi serial.
7. RESET merupakan pin yang digunakan
untuk me-reset mikrokontroler.
8. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin
masukan clock ekstenal.
9. AVCC merupakan pin masukan tegangan
untuk ADC.
10. AREF merupakan pin masukan tegangan
referensi ADC.
Untuk memprogram mikrokontroler dapat menggunakan bahasa
assembler atau bahasa tingkat tinggi yaitu bahasa C. Bahasa yang digunakan
memiliki keunggulan tersendiri, untuk bahasa assembler dapat diminimalisasi
penggunaan memori program sedangkan dengan bahasa C menawarkan kecepatan dalam
pembuatan program. Untuk bahasa assembler dapat ditulis dengan menggunakan text
editor setelah itu dapat dikompilasi dengan tool tertentu misalnya asm51 untuk
MCS51 dan AVR Studio untuk AVR.
2.2
Sensor
Sensor adalah sesuatu yang digunakan untuk mendeteksi
adanya perubahan lingkungan fisik atau kimia. Variabel keluaran dari sensor
yang dirubah menjadi besaran listrik disebut Transduser. Sensor merupakan sebuah alat yang digerakkan oleh energi
di dalam sebuah sistem transmisi, menyalurkan energi dalam bentuk yang sama
atau dalam bentuk yang berlainan ke sistem transmisi kedua.
Perangkat pengindera atau sensor digunakan oleh mobile robot pemindah peti
botol berdasarkan warna ini adalah untuk mendeteksi garis dan membaca warna
objek peti botol yang akan dipindah.
2.2.1 Photodioda
Gambar 2.2. Bentuk Fisik Photodida
Photodioda dibuat dari semi konduktor
dengan bahan yang populer adalah silicon ( Si) atau galium arsenida ( GaAs),
dan yang lain meliputi InSb, InAs, PbSe. Material ini menyerap cahaya dengan
karakteristik panjang gelombang mencakup:
2500 Å - 11000 Å untuk silicon, 8000 Å –
20,000 Å untuk GaAs. Photodioda adalah dioda sambungan PN
yang secara khusus dirancang untuk mendeteksi cahaya. memperlihatkan simbol
skema standarnya semua dioda sambungan PN sensitif terhadap cahaya. Prinsip
kerjanya adalah berdasarkan intensitas cahaya yaitu nilai tahanannya akan
berubah apabila terkena cahaya dan besar perubahan kapasitasnya sangat
bergantung dari intensitas cahaya yang mengenai permukaan photodioda.
Dalam keadaan gelap
photodioda fungsinya hampir sama dengan jenis dioda lainnya yaitu menghambat
arus listrik, tetapi bila cahaya semakin terang maka arus listrik akan
mengalir. Umumnya photodioda dipergunakan dalam rangkaian sensor. Gambar 2.8
menunjukkan simbol dan bentuk fisik
photodioda.
Gambar 2.3.
Simbol Photodioda
2.2.2 Infra Merah
Gambar
2.4. Bentuk fisik Infra Merah
Infra Merah biasa berfungsi sebagai lampu indikator
pada saat sensor bekerja, dan bekerja pada bias forward. Infra Merah berfungsi
sebagai pengirim cahaya ke garis untuk dibaca sensor. Kerjanya ketika sumber
tegangan aktif, sehingga Infra Merah menyala dengan terang yang kemudian
dibiaskan pada photodioda.
Gambar
2.5. Simbol Infra Merah
2.3
Komparator
Komparator di sini berupa IC LM 324 yang memiliki 4
komparator dengan 4 output, sedangkan jembatan otomatis ini hanya membutuhkan 2 komparator dengan 2 output.
Gambar
2.6. Datasheet LM324
Sesuai
dengan namanya, IC ini bertugas membandingkan 2 tegangan input yang masuk dan
menghasilkan 1 tegangan output.
|
|
Gambar
2.7. komparator
Untuk bisa mengetahui hasil output pada komparator
adalah dengan menggunakan rumus di bawah ini:
|
Jika photo dioda tidak menerima cahaya, maka output
yang dihasilkan oleh komparator bernilai 0, dan jika menerima cahaya maka
output komparator bernilai 1.
Trimpot yang terhubung dengan LM 324 berfungsi
sebagai pengatur besarnya inputan pada kaki non inverting.
Gambar
2.8. LM 239 sebagai IC Komparator
2.4
IC
motor Driver
Penguat tegangan berupa IC L293 dimana IC ini
berfungsi memperkuat tegangan input 5 Volt agar bisa menggerakan motor DC yang
membutuhkan daya 12 Volt, yaitu dengan cara menambahkan tegangan input 12 Volt
pada pin 8.
Gambar
2.9. LM 293
Output dari IC mikrokontroler masuk ke pin input
L293 yaitu 2, 7, 10, dan 15. Input ini akan diteruskan ke pin output L293 yaitu
3, 6, 11, dan 14 dengan nilai yang sama dengan input.
Gambar
2.10. Datasheet L293
Output L293 dihubungkan dengan motor DC dengan
ketentuan pemasangannya sebagai berikut:
- Pin 14 dengan kutub negatif (-) motor kanan
- Pin 11 dengan kutub positif (+) motor kanan
- Pin 3 dengan kutub negatif (-) motor kiri
- Pin 6 dengan kutub negatif (+) motor kiri
2.5
Resistor
Resistor merupakan
komponen elektronika yang berfungsi untuk memberikan hambatan terhadap aliran
arus listrik. Dalam rangkaian listrik dibutuhkan resistor dengan spesifikasi
tertentu, seperti besar hambatan, arus maksimum yang boleh dilewatkan dan
karakteristik hambatan terhadap suhu dan panas. Resistor memberikan hambatan
agar komponen yang diberi tegangan tidak dialiri dengan arus yang besar atau
sesuai dengan komponen yang membutuhkan suplay tegangan yang terbatas, serta
dapat digunakan sebagai pembagi tegangan.
Gambar
2.11. resistor
Tabel 2.1 nilai resistansi
2.6
Trimpot
Trimpot ialah resistor
yang nilai hambatannya atau resistansinya dapat diubah-ubah dengan menggunakan
obeng.
Gambar
2.12. Simbol & bentuk trimpot
2.7
Motor
DC
Motor
DC memiliki 2 pin input, yaitu tegangan dan ground. Dengan membalik masukan
tegangan dan ground-nya, pitaran motor DC kita akan membalik menjadi terbalik.
|
Motor DC
Gambar
2.13. Motor DC
BAB 3
ANALISA RANGKAIAN
3.1
Analisa
Hardware Secara Blok Diagram
Secara
umum rangkaian Line Tracking Robot memiliki blok diagram sebagai berikut :
3.1.1 Aktifator
Sumber tegangan DC dapat berupa baterai atau atau
adaptor. Jembatan otomatis ini mempunyai 2 sumber tegangan DC, yaitu 5 volt dan
12 volt. Sumber tegangan sebesar 5 volt digunakan untuk pengaktifan IC serta
komponen elektronika yang lain, sedangkan pengunaan sumber tegangan 12 volt
digunakan untuk menggerakan motor DC baik secara CW atau CCW.
3.1.2 Input
Pada
bagian ini terdapat photodiode dan inframerah serta switch. Photodioda bekerja
ketika tidak menerima cahaya inframerah dari infrared. Jika cahaya infra merah
tidak mengenai photodiode, maka jembatan akan mengirimkan sinyal aktif.
Sedangkan jika cahaya inframerah mengenai photodiode, maka jembatan akan
mengirimkan sinyal tidak aktif.
Switch
disini berguna untuk penghenti dari gerak motor dc. Ketika motor dc bergerak
dan menggerakkan jembatan lalu mengenai switch, maka motor dc akan berhenti
untuk menggerakkan jembatan.
3.1.3 Proses
Proses disini adalah untuk
memproses dari inputan yang masuk ke mikrokontroler atmega8535 yang datang dari
photodiode dan switch untuk menghentikan gerak dari motor. Dan akan
mengeluarakan output berupa gerak motor dc yang menggerakkan jembatan.
3.1.4 Output
Output
di sini berupa motor DC yang dihubungkan dengan pin-pin output L293. Motor DC
yang digunakan pada jembatan otomatis ini adalah 2 motor DC +12v. Untuk bisa
membuat jembatan bergerak keatas, maka motor DC bagian kiri harus diberi
inputan di kutub positifnya, sedangkan motor DC bagian kanan harus diberi
inputan di kutub negatifnya (agar putarannya menjadi CW). Dan untuk
menggerakkan jembatan turun, maka motor dc bagian kiri harus diberi inputan
dikutub negative, sedangkan motor dc bagian kanan harus diberi inputan dikutub
positif.
3.2 Analisa Rangkaian Secara Detail
|
|
|
Gambar
3.1 rangkaian jembatan otomatis & bagian – bagian Dasarnya
3.2.1 Rangkaian Input
Gambar 3.2 rangkaian input
Bagian
ini disebut juga bagian sensor, dimana terdapat pasangan pemancar &
penerima, dengan menggunakan inframerah. Pemancar dan penerima hanya bekerja
pada panjang gelombang Infra merah saja, jadi kita tidak perlu khawatir akan
pengaruh dari sinar tampak. Kondisi gelap ataupun terang tidak mempengaruhi
kerja sensor tersebut.
3.2.2 Proses
Gambar 3.3 rangkaian proses
Pada
bagian ini, proses dilakukan di bagian MinSys
dengan IC ATMEGA 8535 yang telah diimplementasikan program yang berbasis
bahasa C AVR.
3.2.3 Output
Gambar 3.4 rangkaian output
Pada bagian ini, terdapat motor DC yang berfungsi
sebagai Motor penggerak. Motor DC digunakan karena memiliki speed dan torsi
yang bagus serta mudah dikontrol arah putaran dan kecepatannya. Untuk bisa
bergerak naik dan turun, maka perlu menggunakan konfigurasi dua buah motor DC,
motor 1 menggerakkan jembatan sebelah kanan dan motor 2 menggerakkan jembatan
sebelah kiri.
BAB 4
CARA KERJA ALAT
4.1.
Langkah-langkah Pengoperasian Alat
1. Hubungkan alat dengan sumber tegangan + 5 V , +12 V,
dan ground sesuai dengan tempatnya. Perhatikan kabel-kabel yang dihubungkan
untuk menghindari terjadinya short
circuit yang dapat mengakibatkan kerusakan alat.
2.
Apabila sensor pertama terdeteksi maka
jembatan akan bekerja dan membentuk vertical. Kemudian apabila sensor kedua
terdeksi maka jembatan akan bekerja dan membentuk vertical. Dan apabila kedua
sensor terdeteksi maka jembatan akan bekerja akan membentuk vertical. Jembatan
tersebut akan bekerja keposisi awal kembali yaitu posisi horizontal yakni
ketika kedua sensor tidak mengalami pendeteksian.
Tabel 4.1 Ketentuan Pergerakan Motor DC
NO
|
Sensor 1
|
Sensor 2
|
Posis
Jembatan
|
1
2
3
4
|
Terdeteksi
Tidak
Terdeteksi
Terdeteksi
Tidak
Terdeteksi
|
Tidak Terdeteksi
Terdeteksi
Terdeteksi
Tidak
Terdeteksi
|
Vertical
Vertical
Vertikal
Horizontal
|
4.2 Flowchart Program
Berikut
ini adalah flowchart program Jembatan otomatis :
Mulai
1
|
ya
tidak
|
ya
tidak
|
ya
tidak
|
ya
Flowchart Program
4.3 Tahapan Kerja
1. Langkah pertama, cek apakah ada sumber tegangan
yang masuk ke dalam rangkaian atau tidak, jika tidak ada sumber tegangan,
program akan langsung berhenti. Jika ada sumber tegangan, program akan lanjut
ke langkah kedua, yakni mengecek kedua sensor, apakah aktif atau tidak.
2. Langkah kedua, melakukan pengecekan apakah kedua
sensor dalam keadaan aktif atau tidak, jika ya, motor DC akan diam dan kembali
ke langkah 1, begitu seterusnya sampai kedua sensor aktif bernilai false atau
salah.
3. Langkah ketiga, cek apakah sensor 1 aktif atau
tidak. Jika ya, motor DC akan bergerak membuka jembatan, program akan kembali
ke langkah 1 untuk mengecek apakah sumber tegangan masih ada dan cuma satu
sensor saja yang aktif, program akan terus berulang dan robot akan terus
bergerak maju selama sensor 1 masih dalam keadaan aktif. Jika sensor 1 tidak
aktif, program akan melanjutkan ke langkah berikutnya.
4. Langkah terakhir, pada dasarnya sama dengan langkah
ketiga, namun yang dicek adalah sensor belakang. Jika sensor 2aktif, motor akan
bergerak menutup jembatan, dan jika tidak aktif, jembatan akan diam. Program
akan terus berulang dari langkah pertama sampai langkah keempat selama tegangan
masih mengalir, jika tidak ada sumber tegangan, barulah program akan berhenti.
4.2
Aplikasi Mikrokontroler
Dalam Kehidupan Sehari – hari
Pengembangan
teknologi yang berbasis mikrokontroler dalam pembuatan jembatan otomatis ini
dapat dijadikan dasar untuk membuat aplikasi yang lebih kompleks.
Jembatan
Otomatis
merupakan suatu alat yang paling populer di hampir belahan dunia khususnya
negara yang berjeniskan negara kepulauan salah satunya dinegara – negara benua
eropa. Dari segi manfaat, alat ini diharapkan dapat membantu manusia dalam
melakukan otomasi dalam transportasi, eksplorasi tanpa awak, dan masih banyak
lagi.
Alat
ini sangat bermanfaat untuk:
• Industri / Manufakturing
• Transportasi
• Lingkungan berbahaya
• Explorasi
• Layanan Personal
• Menbantu Manusia
General Electric
Co. memberikan kriteria untuk survey penggunaan alat otomatis, yaitu:
· Operasi berulang
dan sederhana dibutuhkan
· Cycle Time lebih
besar dari 5 detik
· Part dapat
dipindahkan pada lokasi dan orientasi tepat
· Berat part
memadai
· Satu atau dua
orang dapat digantikan dalam 24 jam
BAB 5
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan dari materi
dan hasil pengamatan, dapat ditarik kesimpulan dari Jembatan Otomatis, yaitu:
1.
Jembatan Otomatis ini menggunakan sensor garis yaitu
infrared dan fotodioda. Infrared sebagai transmitter
akan memancarkan cahaya ke photodiode.
Fotodioda
sebagai reciverd akan menerima cahaya
hasil pantulan dari infrared yang membuat fotodioda aktif dan aktifnya
fotodioda akan dijadikan sebagai nilai inputan.
Nilai inputan
akan diproses dan akan dijadikan output berupa gerak dari motor DC.
Motor dc akan
menggerakkan jembatan naik atau vertikal dan menggerakkan jembatan turun atau
horizontal yaitu posisi semula.
2.
Robot ini menggunakan microcontroller ATMEGA8535
sebagai tempat pemrosesan. ATMEGA8535 dapat diprogram berkali-kali dengan
menggunakan bahasa C AVR.
5.2 SARAN
1.
Dalam pembuatan alat diperhatikan dalam memasang
blackholsing agar kabel yang dipasang tidak gampang terlepas.
2.
Dalam pemasangan motor di rangkaian jangan sampai salah,
karena hasilnya akan berbeda dengan program yang dibuat.
3.
Mengatur jarak antara fotodioda dan infrared yang
satu dengan yang lain agar tidak terlalu jauh dan dekat atau sesuaikan dengan
garis yang akan dilewati.
4.
Usahakan menjaga infrared dan fotodioda karena
gampang rusak jika terkena benturan.
5.
Dalam membuat alat kedepannya harus didesain
terlebih dahulu agar alat yang dibuat bagus dan rapi.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Modul praktikum system tertanam (embedded)
2012
[3]
http://www.engineersgarage.com/electroniccomponents/mikonATMEGA8535
[4] http://id.wikipedia.org/wi
ka
BalasHapusblh minta programnya ga
klo bisa kirim ke email aja ye
( ismantototo@ymail.com )
saya juga minta tolong bagi program ny k' :) makasih sebelumnya.. ini email saya (putrafajaryn@ymail.com)
BalasHapusane mnta program nya juga ya gan ..email ane septianarman@gmail.com makasih gan ..:D
BalasHapusBoleh minta programnya ga? Hehe (sarakeliat@gmail.com)
BalasHapus