Total Tayangan Halaman

Senin, Desember 24

puisi

by.Febri Candrawan


Sebelumnya,aku mengira usia menjadi pertanda buruk
bagi perangai yang senang menerka masa……
Inginku lahir sebelum tanya di
layangkan,agar kutarik, dan kuulur waktu sesukaku………
Kadang aku malu lantaran tak
punya rupa menawan……
Waktu menelannya lahap, di usiaku masih kanak-kanak
kini tidak lagi…lantaran waktu memang berkehendak tanpa persetujuan kita………
Melainkan persetujuan Tuhan
Anggun angin senja meramalkan parau karena kau
mungkin saja, kataku setelahnya……
Berdendang gemuruh perang Risau beriringan tawa tapi rintih, pilu bertalu menderu……
Tak peduli, aku pilu……
Sekalipun tawa hilang dirangkul badai……
Kemudian mendatangkan hujan berjubah tangis……
Aku selalu ada, dengan tubuhku yang ringkih
berdiri untuk hadirmu…
Maka aku ingin berkirim surat pada waktu………
Melipat rasa benciku padanya
Bisakah usiaku ditambahkan
separuh dari bahagiamu?……
atau seluruhnya?……
Namun alamat waktu tak menentu………
Surat dan diriku mesti sabar
di pelataran senja………
Kau dan aku dipertemukan
lalu dipisahkan………
Oleh waktu itu sendiri…………

Tidak ada komentar:

Posting Komentar